Kandungan Kimia
Rimpang temu kunci mengandung minyak atsiri 1,2% (pada rimpang
segar 0,06% - 0,32% minyak atsiri). Komponen utama minyak atsiri terdiri
dari monoterpen, seskuiterpen, turunan
fenilpropana antara lain : geranial, neral, kamfora, zingiberen, d-pinen,
kamfen, 1,8-sineol (eucaliptol), d-borneol, geraniol, osimen,
dimetoksi-4 (-2-propenil), miristin, linalil propanoat, asam sinamat, kamfen
hidrat, propenil guaikol, dihidrokarveol, linalool, etil-sinamat, etil
p-metoksi sinamat, panduratin A.
Kandungan
kimia lain yaitu asam kavisinat dan golongan flavonoid yang terdiri dari
pinosembrin (2,3-dihidrokrisin), 2',6'-dihidroksi-4'-metoksi kalkon,
pinostrobin (5-hidroksi-7-metoksi flavanon), alpinetin, kardamomin,
2',4'-dihidroksi-6'-metoksi kalkon, boesenbergin A, 5,7-dimetoksiflavon.
Pada
jenis tumbuhan dengan rimpang berwarna merah mengandung pinostrobin, boesenbergin A, panduratin. Jenis rimpang berwarna putih
mengandung 0,36% krotepoksid, sedang rimpang berwarna hitam mengandung pinostrobin,
5,-dimetoksi-flavon, 5-hidroksi-7-metoksi-flavon dan
5-hidroksi-7,4'-dimetoksiflavon, 5,7,3',4'-tetrametoksiflavon;
kaemferol-3,7,4'-trimetil eter; kuersetin-3,7,3',4-tetrametil eter.
Efek Biologi dan Farmakologi
Minyak
atsiri rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) berefek pada pertumbuhan
Entamoeba coli, Staphyllococus aureus dan Candida albicans, selain itu dapat
berefek pada pelarutan batu ginjal kalsium secara in vitro.
Perasan dan
Infusa rimpang temu kunci memiliki daya analgetik dan
antipiretik. Di samping itu dapat mempunyai efek menggugurkan, resorpsi
dan ber-pengaruh pada berat janin tikus.
Ekstrak
rimpang yang larut dalam etanol dan aseton berefek sebagai antioksidan pada
percobaan dengan minyak ikan sehingga mampu menghambat proses ketengikan. 20)
Dari penelitian lain diperoleh informasi bahwa ekstrak temu kunci dapat menghambat
bakteri isolat penyakit Orf (Ektima kontagiosa).
Toksisitas
Praktis
tidak toksik
Hama
Tanaman
Jenis
hama yang terdapat pada tanaman temu kunci antara lain Ulat Kerana sp. dan Udapes
sp.
Deskripsi Tanaman
Perawakan
: herba rendah, merayap di dalam tanah, satu tahun 0,3-0,9 cm.
Batang:
batang asli di dalam tanah sebagai rimpang, berwarna kuning-coklat, aromatik,
menebal, 5-30 x 0,5-2 cm, batang di atas tanah berupa batang semu (pelepah
daun).
Daun
: umumnya berdaun sebanyak 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun berwarna
merah tanpa helaian daun, tangkai daun beralur, tidak berambut, panjang 7-16
cm, lidah-lidah berbentuk segitiga melebar, menyerupai selaput, panjang 1-1,5
cm, pelepah daun sering sama panjang dengan tangkai daun; helai daun tegak,
bentuk lanset lebar atau agak jorong, ujung daun runcing, permukaan halus
tetapi bagian bawah agak berambut terutama sepanjang pertulangan, warna helai daun
hijau muda, lebar 5-11 cm.
Bunga
: susunan bulir tidak berbatas, di ketiak daun, dilindungi oleh 2 spatha,
panjang tangkai 4-11 cm, umumnya tangkai tersembunyi dalam 2 helai daun
terujung.
Kelopak
: 3 buah lepas, runcing.
Mahkota
: 3 buah daun mahkota, merah muda atau kuning-putih, tabung 50-52 mm., bagian atas
tajuk berbelah-belah, berbentuk lanset dengan lebar 4 mm dan panjang 18 mm.
Benang
sari : 1 fertil besar, kepala sari bentuk garis membuka secara memanjang.
Lainnya
berupa bibir-bibiran (staminodia) bulat telur terbalik tumpul, merah muda atau
kuning lemon, gundul, 6 pertulangan, 25x7 cm.
Putik
: bakal buah 3 ruang, banyak biji dalam setiap ruang.
Asal-usul
: Tropis dataran rendah.
Waktu
berbunga : Januari- Februari, April-Juni.
Daerah
distribusi, Habitat dan Budidaya
Tumbuh liar pada dataran rendah, di hutan-hutan
jati. Tumbuh baik pada iklim panas dan lembab pada tanah yang relatif subur
dengan pertukaran udara dan tata air yang baik. Pada tanah yang kurang baik
tata airnya (sering tergenang air, atau "becek" pertumbuhan akan
terganggu dan rimpang cepat busuk). Dibudidayakan di tanah berkapur bergerombol.
Cara
perbanyakan : dengan pemotongan rimpang menjadi beberapa bagian (tiap bagian
terdapat paling sedikit 2 mata tunas); penanaman dilakukan pada jarak tanam
30x30 cm. Pemanenan dilakukan setelah berumur 1 tahun. Setelah dilakukan
pemanenan, dilakukan sortasi dan dicuci, kemudian dipotong menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil/ tipis dan dikeringkan di tempat teduh dengan
aliran udara yang baik. Untuk jumlah kecil
disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kedap cahaya (sebagai penyerap lembab
udara dapat dengan "charcoal"= karbon aktif).
Kegunaan
di masyarakat
Rimpang
temu kunci berkhasiat sebagai peluruh dahak/untuk menanggulangi
batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan, menyembuhkan sariawan,
bumbu masak, pemacu keluarnya air susu ibu (ASI).
Cara
pemakaian di masyarakat
Sebagai
peluruh kentut
-
dibuat sediaan "juice" yang terdiri dari 3 jari rimpang; diminum
untuk dosis tunggal
-
dibuat "tapal" dari sejumlah rimpang dan ditempelkan pada perut
-
dibuat infusa yang terdiri dari 25 gram serbuk
rimpang kering dengan 100 ml air mendidih, didiamkan sampai keadaan hangat;
setelah disaring, diminum sebagai dosis tunggal.
Sebagai
penambah nafsu makan
Dibuat
infusa yang terdiri dari 3 buah rimpang dan 110 ml air; atau diseduh, diminum 1
kali sehari 100 ml, diulang selama 14 hari.
Sebagai
pemacu keluarnya air susu ibu (ASI)
20
gram rimpang temu kunci, dipotong kecil-kecil, direbus dengan 1 gelas air
selama 15 menit kemudian ditambah ¼ sendok teh garam dapur, setelah dingin
disaring dan diminum sekaligus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar